
Bermula dari kesadaran dan kerinduan para jemaat Gereja Kristen Indonesia Stadion bahwa pendidikan dan penginjilan merupakan dua hal yang berkaitan erat maka gereja pun memperluas pelayanannya ke bidang pendidikan.
Pada tahun 1978 dirintis play group yang diberi nama Pelayanan anak-anak “Agape” dengan jumlah murid pertama 3 anak yang kemudian berkembang menjadi 70 anak.
Melihat perkembangan yang sangat positif dari Pelayanan Anak-Anak “Agape” ini, maka GKI Stadion memutuskan untuk membuka Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak Tritunggal pada bulan Juli 1989 menempati Gedung Agape di lingkungan GKI Stadion Jl. Ki Mangunsarkoro No. 3 Semarang.
Membaca isi Amsal 1:7a “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”, kemudian ayat inilah yang melandasi berdirinya Sekolah Kristen Tritunggal.
Bermula dari pendirian TK Kristen Tritunggal yang kedua pada tahun pelajaran 1994/1995 di Madukoro Raya (TK Kristen Tritunggal pertama di Jl Ki Mangunsarkoro), Yayasan Pendidikan Kristen Tritunggal memutuskan mendirikan SD Kristen Tritunggal pada tahun pelajaran 1997/1998.
Pada tahun pelajaran 2006/2007 Tritunggal menyelenggarakan program imersi (kelas dengan bahasa pengantar bahasa Inggris) di jenjang pendidikan SD dan mulai tahun pelajaran 2012/2013 SD Kristen Tritunggal Stadion di Jl Ki Mangunsarkoro berdiri.
Ketika SD Kristen Tritunggal memasuki tahun kedua dan setelah melalui doa, diskusi, dan studi banding maka pada tahun pelajaran 2003/2004 dimulailah proses pembelajaran di SMP Kristen Tritunggal. Pada tahun pelajaran 2012/2013 program imersi (kelas dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris) untuk SMP, sebagai kelanjutan dari program imersi di jenjang pendidikan SD.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Tuhan dan masyarakat atas terselenggaranya pendidikan yang utuh dan berkesinambungan, SMA Kristen Tritunggal didirikan pada tahun pelajaran 2006/2007. SMA ini ada sebagai kelanjutan dari jenjang pendidikan di Tritunggal yang waktu itu menghasilkan lulusan SMP angkatan pertama. Untuk menolong siswa memasuki persaingan abad ke-21, siswa berproses dengan fokus 3C: Christian Worldview, Critical Thinking, Character Formation. Fokus 3C membuat pembelajaran dilakukan dengan melihat setiap hal yang dipelajari seperti maksud Tuhan, dilakukan dalam proses higher order thinking skills, sekaligus pembentukan karakter anak menjadi seperti karakter Kristus.